Selasa, 18 Mei 2010

Sabtu, 17 April 2010

.Kegiatan Kepala Sekolah

Proses Seleksi Kepala Sekolah Yang Terbuka
Salah satu hal menarik yang Tim MBE temukan adalah Proses seleksi (perekrutan) kepala sekolah. Tujuannya adalah untuk membuat proses seterbuka dan seakuntabel mungkin, dengan mengaktifkan partisipasi seluruh stakeholder pendidikan, serta melalui penyusunan kriteria yang profesional. Proses ini dapat terjadi karena adanya fasilitasi dari Partnership for Governance Reform.

Pertama-tama adalah, penyusunan tim penyeleksi, berdasarkan kesepakatan maka tim beranggotakan: Kepala Dinas Pendidikan, DPRD Komisi E, Perwakilan Komite Sekolah, Perwakilan Guru, Perwakilan Orang Tua Murid, Perwakilan Kepala Sekolah, dan LSM yang peduli Pendidikan. Lalu tim ini akan duduk bersama untuk merumuskan kriteria tes apa yang akan diujikan.

Calon Kepala Sekolah akan dites oleh Tim, jika memenuhi syarat dan lulus tes, maka calon akan diumumkan kepada seluruh masyarakat apakah ada keberatan atau tidak.

Jika semua tahap telah dilalui, maka calon tersebut akan menunggu giliran dimana akan ditempatkan, jika belum ada lowongan, maka mereka akan bertugas dulu sebagai guru biasa.

Pemda telah mengantisipasi keberlanjutan program dengan membuat Peraturan Daerah yang sebelumnya telah disosialisasikan ke masyarakat dan disahkan oleh DPRD.

Banyumas Unggul dalam MBS

Kabupaten Banyumas sudah menjalankan program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) selama 5 tahun yang diselenggarakan oleh UNESCO dan UNICEF. Mereka dikunjungi tim perencana proyek baru USAID pada bulan Januari 2004. Semua pihak terkesan dengan komitmen pemerintah daerah terhadap pendidikan dan pengembangan pendidikan di sekolah yang dikunjungi.

SD Kalisari, sebelah bawah, mempunyai radio sekolah yang digunakan untuk mem-beritahu kepada anak tentang pekerjaan rumah dan hal lainnya.

Radio Sekolah SD KaliSari

MI Ma'arif, Cilongok

KIRI-Kepala Sekolah sedang table tennis & KANAN-Ibu Rofiqoh

Beberapa tahun yang lalu, sebelum mengikuti program MBS MI Ma'arif gedungnya rusak. Sekarang gedung sudah dibangun dengan baik dengan bantuan dari masyarakat. Di atas kelihatan halaman sekolah yang dibangun masyarakat.

Apalagi Kepala sekolah main tenis meja dengan murid! Hal ini membuktikan keakraban antara manajemen sekolah dengan siswa, yang mungkin merupakan salah satu kunci keberhasilan sekolah tersebut.

Apalagi pelajaran PAKEM telah mulai diterapkan di beberapa kelas. Guru Kelas 6, Ibu Rofiqoh, diamati Pak Wahyudi menunjukkan berbagai alat bantu belajar yang telah dibuat.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat telah dibangun masyarakat di Desa Argowilis, Banyumas. Di samping men-jalankan program Paket A, B dan C.

Ada beberapa program untuk membangun keterampilan masyarakat, termasuk menanam jamur, menjahit dan keterampilan kesenian (foto di sebelah bawah)

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Pengembangan dan Pengelolaan Sekolah yang Membumi
Pada lokakarya reviu MBS dan PAKEM, MBE mengundang Ibu Suwarni Kepala Sekolah (KS) SD Negeri 2 Karangrau, Kabupaten Banyumas sebagai salah satu nara sumber.

Kep-Sek SD Negeri 2 Karangrau

Ibu Suwarni Kepala Sekolah (KS) SD Negeri 2 Karangrau, Kabupaten Banyumas

Kabupaten Banyumas mengirim beliau, karena pengalaman dan kepiawaian dalam mengelola beberapa SD di kabupaten tersebut. Beberapa kemajuan kinerja dari sekolah yang dipimpinnya antara lain :

  • Dari kurangnya disiplin guru (terlambat, bolos), menjadi rajin.

  • Dari tiadanya kegiatan upacara, senam pagi, perawatan dan pembangunan fisik melalui peningkatan peran masyarakat menjadi kegiatan rutin.

  • Dari sekolah yang mutu dan kegiatan ekstra kurikulernya rendah, menjadi ranking di kabupaten dan juara berbagai lomba ekstra.

Berikut beberapa kiat yang dibagikan beliau dalam menyiapkan program sekolah, mengelola, meningkatkan mutu, dan menjaga mutu sekolah:

  • Musyawarah dengan setiap unsur pendidikan di sekolah, termasuk unsur penjaga sekolah.

  • Komite diundang untuk membahas program dan anggaran, dan juga membentuk panitia. Secara musyawarah, ditunjukkan keberhasilan program dan anggaran tahun sebelumnya, lalu ditunjukkan kebutuhan Rencana dan Anggaran kini, pada umumnya respon masyarakat cukup baik.

  • Musyawarah bersama warga masyarakat, mengikut sertakan unsur pemerintahan desa dan kecamatan dalam kegiatan sekolah. Demikian pula sebaliknya mengikutsertakan sekolah dalam kegiatan kecamatan, desa, dan masyarakat.

  • KS menciptakan iklim yang kondusif, kekeluargaan, selalu menjadi panutan dan pendorong, ambil bagian dan selalu berada bersama dalam setiap kegiatan.

  • KS harus transparan, setiap rencana dan tindakan diketahui oleh setiap pihak, tidak memegang uang pengelolaan sekolah, dimana uang dikelola bersama secara transparan.

Ditengah banyaknya kesibukan ibu Suwarni, dan suksesnya memajukan pendidikan, bahkan sukses pula dalam meningkatkan mutu keluarga.

Beliau mendapat dukungan penuh dari suami yang juga sebagai Kepala Sekolah, sehingga keluarga ini telah berhasil meluluskan dua putrinya menjadi sarjana, dan satu lagi sedang kuliah semester 8.

Jika ada beberapa orang seperti ibu Suwarni ditiap kabupaten, maka semakin mudahlah kita memajukan pendidikan di negeri ini.

RTI INTERNATIONAL Managing Basic Education (MBE) USAID

Kegiatan Kepala Sekolah